Minggu, 15 Desember 2013

Guru adalah Teladan



Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga. 16 Desember 2013

Hiruk pikuk mahasiswa yang berkumpul dalam ruangan ini setidaknya menurut saya ada tiga kategori. Yang pertama adalah mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas kuliah dengan serius dan focus (mencari buku referensi, mengetik, dll). Yang kedua yaitu sebagai tempat yang nyaman untuk mengobrol entah itu terkait dengan tugas perkuliahan ataupun dalam masalah lain yang asik untuk dibicarakan. Dan kategori yang terakhir adalah sebagai tempat yang nyaman untuk menyendiri, seperti untuk membaca buku (bukan karena tuntutan tugas kuliah), online, dan mencari ketenangan dari semrawutnya dunia luar sana. Nampaknya saya termasuk ketegori yang ketiga ini. Huuufffft…..bad mood sekali sepertinya hari ini. Tugas menumpuk (rasanya tak perlu dipamerkan ya, karena memang ini menjadi rutinitas biasa mahasiswa pada umumnya,hee), pikiran dan suasana hati yang terkadang entah maunya apa, ga karuan.
Hari ini saya mendapat pelajaran baru. Setidaknya dalam satu hari saya mewajibkan diri untuk menerima pengetahuan apapun dulu, dari mana saja asalnya, dari siapa saja itu, tak masalah. Dari sekian banyak materi yang disampaikan dalam kuliah umum jurusan PAI tadi saya mendapat beberapa kesimpulan.
Yang pertama, mahasiswa jurusan PAI tidak selamanya harus menjadi guru. Walaupun dari pihak fakultas mempunyai visi untuk menciptakan guru yang professional berawal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan. Saya sangat setuju dengan ini. Entah mengapa walaupun saya kuliah di jurusan pendidikan, saya tidak begitu tertarik dengan jabatan “GURU”. Guru yang saya maksud disini adalah guru dalam arti formal (secara structural), terkait dengan jabatan formal (mengajar di sekolah), sertifikasi, PPG, dll. Ribet sekali rasanya. Saya lebih tertarik menjadi guru dalam arti hanya sebagai jabatan fungsional. Untuk itulah kita perlu mempelajari ilmu-ilmunya. Dalam dunia pendidikan dikenal dengan yang namanya 4 kompetensi guru, yaitu kompetensi paedagogik, professional, kepribadian/ personal, dan sosial. Ada lagi satu tambahan yaitu kompetensi leadership/ kepemimpinan.
Saya tidak akan menjelaskan lebih detil tentang teorinya. Karena dari awal tujuan saya menulis di blog ini adalah untuk mencurahkan pengalaman, pikiran, opini, ataupun perasaan yang pernah saya alami dalam kehidupan sehari-hari. Berharap melalui tulisan saya ini akan ada kritik, masukan, saran, maupun pengalaman-pengalaman dari para pembaca yang turut membantu saya untuk senantiasa memperbaiki diri. Baiklah kita kembali pada kegiatan kuliah umum tadi.
Saya berharap dengan masuk ke jurusan pendidikan Islam ini, saya akan melahirkan generasi ulul albab, anak-anak yang menjadi insan kamil, mampu mengoptimalkan potensi yang telah diberikan oleh Tuhan kepada setiap manusia, menjadi ibu sekaligus madrasah, teladan dan panutan bagi anak-anaknya. Secara teori hal ini mungkin terlalu abstrak untuk saat ini. Karena jurusan PAI memang dicetak untuk menjadi guru yang professional di dalam sekolah khususnya, mengajar dan mendidik peserta didik di dalam kelas.
Lalu bagaimana untuk saat ini? Untuk saat ini yang bisa dilakukan yaitu berusaha menjadi manusia yang baik dan benar terlebih dahulu. Dengan cara? Dengan cara mengamalkan apa-apa yang kita tahu dan paham sedikit demi sedikit. Sambil terus menimba wawasan, ilmu dan pengetahuan dari manapun secara cermat, karena ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah. Misalnya kita tahu kebersihan itu sebagian dari  iman. Kita mempraktekan ini dalam kehidupan kita. Memakai pakaian yang bersih, menyapu dan mengepel kamar kita, dan masih banyak lagi.  Terlihat sederhana memang, tapi lihat betapa yang sederhana ini akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan membuat nyaman bagi diri kita dan orang lain. Mungkin ini terlalu umum tapi ini adalah sebuah aksi yang nyata. Untuk menjadi seorang guru, maka dibutuhkan syarat agar bisa menjadi panutan/teladan bagi anak didiknya kelak. Tidak hanya bisa mengajar dan menyampaikan materi tetapi diwujudkan dengan aksi nyata dalam kesehariannya. Berat dan serius sekali ya sepertinya :D
Semoga tulisan ini menjadi penggerak bagi diri saya pribadi khususnya untuk senantiasa berproses, instropeksi diri, dan memperbaiki diri dari hari ke hari. Wallaahu a’lam bisshowab. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar